“BUGEL” berarti “Tonggak Pohon Jati”

Wilayah BUGEL terdiri dari 6 (enam) Pedukuhan :

  1. Kebon Samas;
  2. Candi Wesi;
  3. Kebon Sawo;
  4. Nogo Saren;
  5. Bugel Krajan, dan;
  6. Sembir.

Pedukuhan tertua sejak zaman Hindu adalah Kebon Samas.

Kebudayaan Islam masuk dan berkembang di tanah Jawa melalui pesisir pantai utara.

Dampaknya, masyarakat Hindu yang ada di Jepara merasa terdesak, memilih hijrah ke pedalaman mencari daerah yang masih Hindu.

Sebagian ada yang sampai di daerah pedukuhan Kebon Samas, mereka mulai menetap dan berkembang sebagai komunitas baru.

Mereka memberi nama “BUGEL” pada wilayah baru mereka, guna mengenang daerah asal mereka.

“BUGEL” berarti “Tonggak Pohon Jati”.

Prasasti peradaban dan terbentuknya komunitas Bugel ada di Kebun Samas.

Bukti hijrahnya masyarakat tersebut ada pada peta administratif wilayah Jepara yang menunjukkan adanya daerah Bugel, atau sering dikenal dengan Ujung Bugel.

Sampai sekarang nama tersebut masih digunakan menjadi identitas dan bagian dari nilai-nilai sosiologis maupun historis yang ada di Salatiga.